Kamis, 03 April 2008

Warga Pesisir di Seram Timur Kesulitan Air Bersih

Sumber : http://www.serambagiantimurkab.go.id/?v=berita&id=6&page=12

Masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) sulit memperoleh air bersih. Untuk memperoleh air bersih, warga harus berjalan beberapa kilometer.

Salim, warga Pulau Geser, Seram Bagian Timur, akhir pekan lalu, mengatakan bahwa di pulau tersebut terdapat beberapa sumur warga yang menjadi sumber air utama masyarakat satu pulau. Air tawar di Pulau Geser terasa sedikit asin dibandingkan dengan air yang ada di Pualu Seram. Meskipun demikian, warga biasa mempergunakan air tersebut untuk minum dan berbagai keperluan lainnya karena tidak ada pilihan lain.

Sumur-sumur warga yang ada di Pulau Geser, ibukota Kecamatan Seram Timur, umumnya dangkal dengan ketinggian air sangat rendah. Lokasi sumur hanya berjarak beberapa meter dari pinggir pantai. Kontur pulau kecil yang padat penduduk tersebut memang datar, tidak terdapat gunung ataupun hutan.

Saat musim kemarau tiba, air biasanya berubah menjadi agak keruh karena debitnya menurun drastis. Untuk memperoleh air, warga biasanya mengambilnya dengan menggunakan jeriken-jeriken besar yang kemudian diangkut dengan menggunakan gerobak.

Camat Seram Timur, Ahmad Sopamena, mengatakan bahwa sebelumnya pernah dilakukan pendistribusian air bersih melalui perusahaan air minum. Namun saat dilakukan penyedotan air untuk didistribusikan kepada warga, seluruh sumur yang ada di Pulau Geser berubah airnya menjadi air payau. Sejak itu, pendistribusian air bersih dilakukan dan pengambilan air dilakukan dengan cara manual kembali.

Salim mengakui bahwa terbatasnya debit air di pulau tersebut dengan perkembangan penduduk yang cepat membuat warga mulai resah akan ketersedian air bersih dalam jangka panjang. Pemanfaatan air dari pulau-pulau lain di sekitar Pulau Geser pernah diusulkan. Namun hingga saat ini belum ada kepastian tentang penyediaan air di pulau tersebut untuk masa mendatang.

Warga Desa Kian Darat di pesisir Pulau Seram juga harus memanfaatkan air dari sebuah mata air kecil di desanya untuk berbagai keperluan sehari-hari. Meskipun air terlihat keruh, namun warga tetap mempergunakannya baik untuk mandi maupun mencuci.

Sulitnya memperoleh air bersih juga dialami warga Dusun Aroa, Desa Kataloka di Pulau Gorom. Untuk memperoleh air bersih, warga yang tinggal di pinggir pantai tersebut harus berjalan beberapa kilometer menembus kebun dan jalan yang berdebu menuju sumur dan sumber air yang ada.

Sampai di sumur dan sumber air, warga harus antre beberapa lama akibat sumur yang ada juga dijadikan sandaran kebutuhan warga sejumlah dusun lainnya. Antre air dilakukan bukan hanya pagi atau sore hari, tetapi juga dini hari.

Di salah satu sumur air yang ada di Dusun Rumeon, banyak warga sudah terlihat mengantre untuk memperoleh air sejak dinihari. Jeriken-jerikan sudah diletakkan di dekat sumur untuk diisi secara bergantian dengan warga lain.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perhubungan, M Nurdin Mony, mengatakan bahwa untuk membangun jaringan air bersih di pesisir Pulau Gorom diperlukan sebuah mata air dengan debit air cukup besar. Dengan debit air yang mencukupi, air dapat disalurkan ke sejumlah dusun secara serentak.

Ketersediaan air di pulau-pulau kecil dan pesisir untuk jangka panjang memang sangat rentan. Kondisi tanah yang umumnya berupa tanah karang membuat sumber-sumber air yang memadai sulit diperoleh. Kerusakan alam akibat penebangan hutan bakau juga akan mempercepat intrusi air laut ke darat yang menyebabkan air tawar di desa-desa pesisir pantai berubah menjadi payau. (MZW) (Sumber Kompas)

Tidak ada komentar: