Kamis, 03 April 2008

IDENTIFIKASI POTENSI/PROSPEK PENGEMBANGAN PESISIR DAN PULAU PULAU KECIL DI PANTAI TIMUR SULSEL

Tahun : 2006
Sumber : http://www.litbangda-sulsel.go.id/modules.php?name=Peningk_kew&file=detail&id=20070903141750
Pelaksana : Kerjasama antara Balitbangda Prov. Sulsel dengan Univ. Hasanuddin


Pada masa lalu, kebijakan pembangunan lebih terkonsentrasi pada wilayah daratan sehingga cenderung mengabaikan pembangunan wilayah pesisir dan laut. Hal ini menyebabkan terjadinya kesenjangan pembangunan antara wilayah daratan dan laut. Kesenjangan ini terlihat pada tingkat kesejahteraan sosial ekonomi yang rendah dan angka kemiskinan yang tinggi. Terkait dengan kondisi tersebut, BALITBANGDA Provinsi Sulawesi Selatan mengadakan penelitian untuk memperbaiki dan meningkatkan pengelolaan sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil bagi kepentingan peningkatan ketahanan ekonomi wilayah melalui optimalisasi pemanfaatan sumberdaya dalam kerangka desentralisasi.

Daerah penelitian mencakup 23 kelurahan/desa/pulau di lima kabupaten/kota, yaitu : Kabupaten Luwu, Kota Palopo, Kabupaten Wajo, Kabupaten Bone dan Kabupaten Sinjai. Ke 23 kelurahan/desa/pulau tersebut adalah : Kelurahan Sabbamparu, Kelurahan Batupasi, Kelurahan Temmalebba, Kelurahan Bonepute, Desa Temboe, Desa Batulappa, Kelurahan Siwa, Kelurahan Bulete, Desa Tellesang, Desa Pallime, Desa Pusunge, Desa Laoni, Kelurahan Lappa, Kelurahan Samataring, Desa Panaikang, Pulau Burung Loe (Desa Pulau Buhung Pitue), Pulau Kambuno (Desa Pulau Harapan), Pulau Liang-liang (Desa Pulau Harapan), Pulau Batang Lampe (Desa Pulau Padaeolo), Pulau Kodingare (Desa Pulau Padaeolo), Pulau Kanalo 1 (Desa Pulau Persatuan), Pulau Kanalo 2 (Desa Pulau Persatuan), dan Pulau Katindoang (Desa Pulau Persatuan). Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) Mengetahui secara komprehensif dan akurat potensi sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil di Pantai Timur Sulawesi Selatan; dan (2) Menyusun strategi pemanfaatan potensi sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil di Pantai Timur Sulawesi Selatan. Satuan sampel dalam penelitian ini adalah masyarakat (nelayan, petambak, pedagang dan tokoh masyarakat).

Teknik penarikan sampel dilakukan secara acak di masing-masing wilayah penelitian (pulau/desa) dengan menggunakan metode acak berlapis. Jumlah sampel sekitar 5 persen dari populasi yang relevan. Indikator atau parameter yang akan diamati adalah : (1) Jenis sumberdaya alam, sumberdaya buatan, dan jasa lingkungan; (2) Janis dan kondisi sarana dan prasarana sosial dan ekonomi; (3) Jenis dan kondisi infrastruktur wilayah; (4) dokumen kebijakan pembangunan pesisir dan pulau-pulau; dan (5) Jenis dan kondisi usaha kecil, menengah dan koperasi. Data kondisi sumberdaya alam dan lingkungan hidup pesisir dan pulau-pulau kecil, yang mencakup luas terumbu karang, hutan mangrove, padang lamun, dan penggunaan lahan akan dianalisis dengan menggunakan citra Landsat 7. Data citra diolah dengan menggunakan Program ArcView. Dari hasil analisis ini akan diperoleh data tentang luas terumbu karang, hutan mangrove, padang lamun, dan penggunaan lahan di lokasi survei. Kategori data yang akan dikumpulkan adalah: (1) Data Kondisi Sumberdaya Alam, Sumberdaya Buatan, dan Lingkungan Hidup; (2) Data kondisi sosial ekonomi mencakup kependudukan, pendidikan dan lapangan kerja; (3) Data infrastruktur perekonomian wilayah, seperti sarana jalan, transportasi, listrik; dan (4) Data kondisi, usaha kecil, menengah dan koperasi.

Berdasarkan rumusan keempat strategi tersebut di atas, maka dapat dirumuskan sembilan program indikatif yang dapat dilakukan dalam rangka peningkatan ketahanan ekonomi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di pantai Timur Sulawesi Selatan, yaitu : (1) Program Pengembangan Lembaga Keuangan Masyarakat; (2) Program Peningkatan Keterampilan Manajemen Usaha dan Pemasaran; (3) Program Penyehatan Lingkungan; (4) Program Peningkatan Sarana Pendukung Produksi; (5) Program Optimalisasi Pemanfaatan Sumberdaya Alam; (6) Program Optimalisasi Pemanfaatan Sumberdaya Buatan; (7) Program Optimalisasi Pemanfaatan Jasa Lingkungan; (8) Program Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia; dan (9) Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan.

Berdasarkan hasil penelitian, maka secara umum dapat disimpulkan bahwa : (1) Sumberdaya alam, sumberdaya buatan, jasa lingkungan cukup potensial dan mempunyai prospek pengembangan yang baik, namun hingga saat ini belum memberikan kontribusi yang optimal bagi peningkatan ketahanan ekonomi wilayah; (2) Kondisi sosial ekonomi masyarakat belum sepenuhnya dapat menunjang upaya peningkatan ketahanan ekonomi wilayah; (3) Infrastruktur wilayah yang ada masih terbatas, sehingga belum dapat memberikan dukungan penuh bagi upaya peningkatan ketahanan ekonomi wilayah; (4) Kebijakan menyangkut kelembagaan tingkat kabupaten masih jauh dari cukup sehingga belum ada instrumen pengelolaan yang memadai; dan (5) Skala usaha dan produk usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi masih sangat kecil sehingga belum dapat memberi kontribusi yang basar bagi peningkatan ketahanan ekonomi wilayah di Pantai Timur Sulawesi Selatan.

Dari hasil penelitian pada wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di Pantai Timur Sulawesi Selatan, maka ada lima kebijakan yang direkomendasikan, yaitu : (1) Optimalisasi Sumberdaya alam, sumberdaya buatan, dan jasa lingkungan; (2) Peningkatan kualitas sumberdaya manusia dan kondisi sosial ekonomi masyarakat; (3) Peningkatan infrastruktur ekonomi wilayah; (4) Kebijakan pnegelolaan pada tingkat kabupaten perlu disempurnakan; dan (5) Penyempurnaan kelembagaan pengelolaan, terutama di tingkat kabupaten.

Tidak ada komentar: