Rabu, 09 April 2008

Nisel Miliki 4 Potensi Unggulan di Bidang Perikanan dan Kelautan

Sumber : http://niasonline.net/2007/12/11/nisel-miliki-4-potensi-unggulan-di-bidang-perikanan-dan-kelautan/

Kabupaten Nias Selatan (Nisel) hasil pemekaran Kabupaten Nias empat tahun lalu yang kini dipimpim Bupati F Laia SH MH tengah berbenah mengejar ketertinggalan dengan memanfaatkan seluruh sumber daya untuk mensejajarkan dirinya dengan kabupaten-kabupaten lainnya di Indonesia. Nisel yang berada di bagian Selatan Pulau Nias terdiri dari 104 gugusan pulau besar dan kecil. Letak pulau ini memanjang sejajar dengan Pulau Sumatera. Seluruh gugusan pulau itu dibagi dalam 8 kecamatan dan mempunyai empat pulau besar yakni Pulau Bala, Tanah Masa, Tello dan Pini.

Salah satu andalan kabupaten baru ini dalam pemasukan pendapatan asli daerah (PAD) adalah sektor maritim yang terdiri dari industri parawisata bahari dan sumber daya alam laut. Laut Nisel yang terkenal indah, selain banyak menarik minat wisatawan juga kaya dengan hasil-hasil laut. Dinas Perikanan dan Kelautan Nisel adalah sebuah lembaga yang ditugasi mengelola kekayaan laut tersebut. Dipimpin Plt Drs Samolala Lase lembaga ini berupaya memanfaatkan hasil-hasil laut untuk meningkatkan pendapatan penduduk sekaligus menjaga kelestarian pantai Nisel yang merupakan tempat terbaik nomor dua dunia setelah Pantai Taiwan untuk kegiatan olahraga “surfing”.

Plt Kadis Perikanan dan Kelautan Nisel Drs Samolala Lase, yang bertemu dengan wartawan SIB di Medan sepulang dari Jakarta mengikuti acara Sosialisai Dana Alokasi Khusus (DAK) Kelautan dan Perikanan Tahun 2008 Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP), Sabtu (1/12) lalu mengatakan, Nias Selatan memiliki empat potensi unggulan di bidang perikanan dan kelautan yang bisa dikembangkan dalam menunjang pertumbuhan ekonomi, peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat.

Keempat unggulan potensi ini bahkan telah dipresentasikannya bersama Kepala Bidang Program Dinas Perikanan dan Kelautan Nisel Alamin Sarumaha SPd, pada acara Sosialisasi DAK Departeman Kelautan dan Perikanan, yang berlangsung empat hari (27-30 Nopember) di Hotel Redtop Jakarta.


Hasilkan 277.000 Ton Ikan per Tahun


Menurut Samolala Lase, keempat potensi unggulan itu adalah, pengembangan potensi perikanan tangkap, potensi budidaya perikanan, potensi wisata bahari dan potensi budidaya ikan darat.
Dikatakan, pantai Nisel dapat menghasilkan 277.300 ton berbagai macam ikan setiap tahunnya. Ikan-ikan hasil tangkapan itu terbagi dalam tiga jenis yakni, Jenis Ikan Pelagis, misalnya ikan tuna, kakap, gambolo, teter, dencis dan salam yang terdapat di Kecamatan Pulau-Pulau Batu, Kecamatan Hibala, Kecamatan Teluk Dalam dan Kecamatan Lahusa. Rata-rata produksi ikan ini mencapai 226.100 ton per tahun.

Sedangkan ikan Jenis Lobster seperti lobster batu, lobster bambu, udang mutiara dan udang pasir terdapat di Kecamatan Pulau-Pulau Batu, Kecamatan Hibala, Kecamatan Teluk Dalam dan Kecamatan Lahusa. Ikan jenis ini dapat diproduksi rata-rata 850 ton per tahun. Sementara Jenis Ikan Demersal seperti, ikan karang, cakalalang, ikan kerapu terdapat di wilayah Kecamatan Pulau-Pulau Batu dan Kecamatan Hibala yang dapat diproduksi rata-rata 50.350 ton per tahun.
Potensi unggulan yang kedua yakni budidaya perikanan terdiri dari, pengembangan rumput laut di Kecamatan Pulau-Pulau Batu dan Kecamatan Hibala yang dapat diproduksi rata-rata 130 ton per tahun. Kepiting bakau dapat dibudidayakan di wilayah Kecamatan Pulau-Pulau Batu, Kecamatan Hibala, Kecamatan Teluk Dalam. Kecamatan Lahusa dan Kecamatan Amandraya yang berpotensi produksi rata-rata 750 ton per tahun. Sementara jenis udang dapat dibudidayakan di wilayah Kecamatan Pulau-Pulau Batu, Kecamatan Hibala, Kecamatan Teluk Dalam dan Kecamatan Lahusa.

Kemudian kata Lase, dalam potensi wisata bahari, Nisel mempunyai berbagai jenis ikan hias seperti napoleon, yang dapat dibudidayakan di Kecamatan Pulau-Pulau Batu dan Kecamatan Hibala. Sementara terumbu karang terdapat di 91 titik dengan baik tersebar di Pulau Sibaranun, Pulau Safitu Ewali, Pulau Luaha Idano Pono, Pulau Hayo, Pulau Bais, Pulau Adam dan Pulau Sigata di Kecamatan Pulau-Pulau Batu kemudian di Desa Baluta, Saeru, Tebolo, Lumbui, Tuwaso dan Desa Duru di Kecamatan Hibala.

Selain terumbu karang, di Nisel juga dapat dikembangkan usaha souvenir kerajinan tangan dengan bahan hasil laut, seperti ikan pungsung, kipas, gelang, cincin, bross, tali jam tangan serta tangkai kacamata dan lain-lain yang terdapat di wilayah Pulau-Pulau Batu dan Kecamatan Teluk Dalam. Dan yang tak kalah menariknya, kata Lase adalah pesona pasir putih yang terdapat di Pulau-Pulau Batu dan Hibala seluas 679 hektar. Pelestarian mangrove terdapat di wilayah Kecamatan Teluk Dalam, Pulau-Pulau Batu, Kecamatan Hibala, Kecamatan Lahusa dan Kecamatan Amandraya.

Potensi unggulan keempat adalah budidaya ikan darat yang dapat dikembangkan di lahan seluas 25 hektar di Kecamatan Gomo, 19 hektar di Kecamatan Amandraya, 21 hektar di Lolowau, 23 hektar di Lolomatua, 15 hektar di Lahusa dan 17 hektar di Kecamatan Teluk Dalam. Puluhan ton berbagai jenis ikan darat dapat diproduksi dari lahan-lahan tersebut.

Dikatakan, untuk meningkatkan taraf hidup para nelayan pesisir pihaknya telah mengajukan berbagai proyek ke pemerintah pusat dan daerah, seperti pembangunan bengkel perbaikan dan perawatan kapal skala 0-50 GT dengan slipway, pembangunan docking kapal ikan, pengadaan listrik tenaga surya di 20 tempat, pembangunan tangkahan ikan, pengadaan kapal motor ikan ukuran 5-7 GT lengkap dengan alat tangkapnya dan pembangunan balai benih ikan laut.

Semua itu diupayakan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat Nisel umumnya dan khususnya nelayan, setelah sekian lama tertinggal dari sesama nelayan dari kabupaten lainnya, kata Lase yang diamini Alamin Sarumaha SPd. Mereka juga mengajukan usulan pengadaan kapal patroli untuk menjaga pantai Nisel yang kaya itu dari jarahan nelayan asing, yang beroperasi secara ilegal. (Pr2/g) (SIB, 10 Desember 2007)

Jumat, 04 April 2008

Seram Bagian Timur Unggul Potensi Kelautan dan Perikanan


Sumber : http://www.serambagiantimurkab.go.id/?v=berita&id=37&page=7

“Potensi kelautan dan perikanan SBT berdasarkan data yang ada merupakan yang terbesar di Provinsi Maluku. Salah satu data yang dapat dirujuk adalah dokumen hasil studi Lembaga Oseanografi Nasional (LON) LIPI yang telah dirampungkan lembaga itu, Maret 2007.”

Di waktu mendatang, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) bakal miliki bargaining possession yang luar biasa dari sektor kelautan dan perikanan. Sektor ini dipastikan akan menjadi salah satu primadona SBT dalam mewujudkan misi besar, yakni misi menyejahterakan rakyat SBT.

Penegasan itu dikemukakan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. SBT, Ir. H.A. Rahman Usemahu, M.Si., sewaktu berbincang-bincang bersama redaksi mengenai Potensi Kelautan dan Perikanan Kab. SBT., di kantornya, Mei 2007.

“Ya, kita akan miliki bargaining possession yang kuat dari sektor ini dan sangat bersungguh-sungguh mewujudkannya. Sebagai langkah awal, kita akan lengkapi dan perkuat seluruh infrastuktur yang diperlukan secara bertahap. Selain itu, secara bersamaan kita juga galakkan berbagai program pemberdayaan masyarakat nelayan dan pesisir,” ujar Pak Rahman Usemahu.

Menurut Pak Rahman Usemahu, program penyiapan infrastruktur difokuskan pada empat program unggulan, masing-masing Program Pengembangan Perikanan Tangkap, Optimalisasi Pengolahan dan Pemasaran, Peningkatan dan Pengembangan Promosi serta Program Pengembangan Laut, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil.

Sedangkan program pemberdayaan masyarakat, Pak Rahman Usemahu mengatakan difokuskan pada pembinaan dan pelatihan kelompok masyarakat nelayan dan pesisir menyangkut teknik penangkapan ikan, pembudidayaan dan pengolahannya. Selain itu ada juga program pembinaan yang diarahkan demi terwujudnya sistem pengawasan masyarakat menyangkut pengendalian sumberdaya kelautan dan perikanan itu sendiri.

“Saya melihat dua program ini penting sebagai langkah awal kita. Tahun 2007 ini kedua program tersebut direalisasikan. Ke depan ada formulasi program lanjutan yang lebih strategis agar pengembangan potensi kelautan dan perikanan di kabupaten kita ini memiliki daya dukung yang kuat dan jelas,” ujar Pak Rahman Usemahu optimis.

Pak Rahman Usemahu lebih jauh menambahkan, potensi kelautan dan perikanan SBT berdasarkan data yang ada merupakan yang terbesar di Provinsi Maluku. Salah satu data yang dapat dirujuk adalah dokumen hasil studi Lembaga Oseanografi Nasional (LON) LIPI yang telah dirampungkan Maret 2007. LON LIPI dalam konteks ini, diketahui tidak saja memfokuskan penelitiannya di wilayah SBT tetapi juga di wilayah kabupaten lain di Provinsi Maluku. Hasil kesimpulannya, jelas SBT memang yang terbesar potensi kelautan dan perikanannya.

Rujukan lainnya menyangkut potensi kelautan dan perikanan SBT adalah dokumen hasil studi Dinas Kelautan Kab. SBT bersama Lembaga Penelitian Universitas Pattimura yang telah dirampungkan Desember 2006. Salah satu fakta mencengangkan yang terungkap dalam hasil studi ini misalnya menyangkut potensi ikan yang tercatat mencapai 59.089 ton, dengan eksploitasi maksimum lestari 29.541 ton per tahun. Itu baru ikan, belum potensi lainnya yang sudah terdata rapi dalam dokumen tersebut.

Pak Rahman Usemahu menjelaskan, upaya pengembangan sumberdaya perikanan dan kelautan sangat membutuhkan data base yang akurat. Karenanya, hampir setiap daerah melakukan berbagai kegiatan yang diarahkan untuk mendukung upaya tersebut.

Dinas Kelautan dan perikanan Kabupaten SBT, kata Pak Rahman Usemahu, telah memiliki data base tersebut. Data base ini dikatakannya sangat penting sebagai arahan pengembangan Sumber Daya Perikanan dan Kelautan yang terdistribusi di wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil. Di samping itu, data base ini pula merupakan pedoman dalam perumusan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil di Kabupaten SBT. (humas pemda sbt )

Potensi Perikanan dan Kelautan Provinsi Papua

Sumber : http://www.papua.go.id/ddpperik/Potensi-Perikanan-Papua%202008.html

Provinsi Papua terletak pada koordinat 130º-140º BT dan 9,0º - 10,45º LS merupakan wilayah paling timur Indonesia dan berbatasan langsung dengan Negara Papua New Guinea. Provinsi Papua memiliki garis pantai sepanjang 1.170 mil laut dengan luas perairan territorial mencapai 45.510km² yang didalamnya mengandung berbagai jenis biota laut yang bernilai ekonomis penting.Secara umum potensi lestari sumberdaya perikanan laut sebesar 1.524.800 ton/tahun dan perikanan darat sebesar 268.100 ton/tahun (belum termasuk potensi lahan untuk pengembangan budidaya laut dan tambak diperkirakan sebesar 1.663.200 Ha).

Kebijakan Pemerintah Provinsi Papua menjadikan sektor perikanan dan kelautan sebagai salah satu sektor unggulan sumber PAD, maka sektor ini mempunyai peluang yang sangat luas untuk terus dipacu perkembangannya

JENIS DATA

TAHUN

SATUAN

2003

2004

2005

2006

3

4

5

6

8

1.

Jumlah Pulau







a.

Pulau Berpenghuni

144

144

144


Buah


b.

Pulau Tidak Berpenghuni

503

503

503


Buah


c.

Pulau Bernama

449

449

449


Buah


d.

Pulau Tidak Bernama

-

-

-


Buah

2.

Panjang Garis Pantai

20.000

-

-


Km

3.

Panjang Perbatasan Darat dengan
Negara Lain


-



Km

4. Kolam
- - -
Ha
5. Tamba - - -
Ha
6. Tamba
- - -
Ha

KELAUTAN DAN PERIKANAN







a.

Perikanan Laut








1)

Jumlah Tangkapan

243.459.3

259.468.1

214.862.4


Ton



2)

Jumlah Kapal Penangkap Ikan

40.073

40.105

23.801


Unit



3)

Jumlah Rumah Tangga
Perikanan

53.067

23.175

30.724


KK



4)

Jumlah Tempat Pelelangan Ikan

5

5

2


Unit


b.

Perikanan Darat








1)

Tambak









-

Luas

301.7

301.7

597.9


Ha




-

Jumlah Produksi

439.2

445.8

583.5


Ton



2)

Kolam









-

Luas

988.5

988.5

543.6


Ha




-

Jumlah Produksi

1.564,3

1.602,8

1.231,5


Ton



3)

Keramba









-

Jumlah Keramba

220

225

1.347


Unit




-

Jumlah Produksi

348,6

338,8

362,6


Ton



4)

Perikanan Perairan Umum









-

Produksi
(Rawa, Danau, Sungai dll)

3.226,3

3.290,8

6.725,4


Ton




-

Jumlah Rumah Tangga Produksi

10.165

10.231

10.467


KK


c.

Industri Hasil Perikanan dan
Hasil Laut lain]








1.

Pengalengan Ikan

448

550

550


Unit



2.

Kapal Ikan

-

-

-


Unit



3.

Hasil Laut Non Ikan

-

-

-


Unit


d.

Perusahaan Pengolahan Ikan

-

-

13


Buah


e.

Jumlah Hatchery

-

-

11


Unit


f.

Ekspor Hasil Perikanan

133.545.408

134.100

145.171,104


ton

PENCURIAN IKAN







1.

Jumlah kasus pencurian ikan

990

-

-


Ton


2.

Jumlah kapal pencuri ikan
yang disita

2

-

-


Unit


3.

Jumlah kabupaten pencurian ikan

1

-

1 kab,1 Kota


Kab

Maluku Tengah

Sumber : http://www.pariwisatamaluku.com/en/mod.php?mod=userpage&menu=30200&page_id=61

Potensi Pariwisata Maluku yang sedang dikembangkan di Kabupaten Maluku Tengah adalah sebagai berikut :

q PULAU SAPARUA

Pulau Saparua merupakan bagian dari kepulauan Lease bersama-sama dengan Pulau Haruku dan Pulau Nusa Laut. Pulau yang menjadi tempat lahirnya pahlawan Pattimura ini memiliki pantai yang indah. Di sini juga terdapat Benteng Duurstede yang dibangun Belanda pada tahun 1676 untuk menghadapi serangan Portugis. Di dekat benteng ini terdapat lokasi Pantai Waisisil yang menjadi lokasi pertempuran antara pasukan Pattimura dan Belanda. Di lokasi benteng terdapat museum yang mempertunjukan diorama dari perjalan sejarah masyarakat Maluku termasuk perlawanan Pattimura. Pulau Saparua juga memiliki lokasi pantai dengan perairan yang bagus untuk kegiatan snorkeling yaitu di Kollor; di depan Putih Lessi Indah Cottages. Pada jarak beberapa ratus meter dari pantai terdapat Gua Tujuh Puteri yang memiliki kolam renang.

q PULAU HARUKU

Pulau Haruku pada masa lalu merupakan salah satu basis pertahanan Belanda terkuat di Maluku. Di pulau ini terdapat Benteng New Zeland dan Benteng Neuw Horn yang sudah sangat tua namun masih menarik untuk dikunjungi. Pulau yang memiliki kawasan pantai yang indah namun agak terpencil ini –antara lain seperti Pantai Hulaliu- pernah menjadi lokasi pertempuran sengit antara pasukan Sekutu dan tentara Jepang pada saat Perang Dunia ke II.

q PULAU NUSALAUT

Pulau Nusa Laut memiliki pantai yang masih sangat alami; belum tersentuh oleh perkembangan industri pariwisata. Di sini terdapat sebuah gereja tua peninggalan kolonial dan juga Benteng Beverwyk peninggalan Belanda. Pejuang Maluku yang gigih –bapak pahlawan wanita Martha Christina Tiahahu- ditangkap Belanda di pulau ini pada saat melancarkan perlawanan menentang Belanda. Pulau ini belum memiliki fasilitas akomodasi namun wisatawan dapat menghubungi kepala desa di Ameth yang bersedia menyediakan kamar bagi pengunjung.

q PULAU SERAM

Pulau Seram merupakan pulau terbesar kedua di Propinsi Maluku yang meliputi luas wilayah 171.151 Km2. Sebagian besar daratan Pulau Seram merupakan kawasan pegunungan yang ditutupi hutan yang cukup lebat. Sebagian orang Maluku menyebut Pulau Seram dengan nama Nusa Ina yang berarti Pulau Ibu karena pulau ini dipercaya sebagai tempat asal mula nenek moyang masyarakat Maluku tengah. Wilayah pedalaman Pulau Seram pada umumnya dihuni oleh penduduk asli yang dinamakan orang Alfuro dan orang Nuaula yang merupakan keturunan orang Papua. Wilayah pantai selatan dan barat Pulau Seram umumnya dihuni masyarakat Melayu yang datang ke pulau ini sebagai transmigran asal Jawa dan Sulawesi.

Pulau Seram merupakan wilayah yang dikelilingi terumbu karang dan di kawasan perairan pulau ini menjadi habitat aneka hewan laut antara lain lumba-lumba yang hidup di alam bebas.Tersedia jalur treking yang ditempuh selama tujuh hari yang menghubungkan Wahai yang berada di kawasan pantai utara dan Hatumetan yang berada di selatan. Jalur treking melalui sebagian wilayah Taman Nasional Manusela seluas 189.000 hektar yang menjadi habitat berbagai jenis spesies burung.

Di sekitar Pulau Seram terdapat beberapa pulau kecil yang menarik untuk dikunjungi antara lain Pulau Sawai dan Pulau Raja yang berada di lepas pantai di dekat Sawai; desa yang berada di kawasan pantai utara Pulau Seram. Desa Sawai di pesisir utara Pulau Seram ini merupakan tujuan wisata utama yang potensial di Maluku. Desa ini merupakan desa nelayan yang sebagian besar rumah penduduknya dibangun di atas laut. Sebelah Selatan desa berbatasan dengan kawasan Taman Nasional Manusela yang merupakan kawasan wisata alam dengan keragaman flora dan faunanya.

Beragam jenis burung, kupu-kupu, anggrek hutan dapat dilihat dengan mudah dan di sebelah Timur desa terdapat sebuah sungai dimana sehari-hari masyarakat setempat biasa memproses pembuatan sagu. Buaya, rusa dan babi hutan dapat pula disaksikan di sepanjang sungai Salaway ini. Goa-goa alam tersebar di beberapa tempat di kawasan taman nasional ini. Beberapa pulau kecil di sebelah Utara Sawai merupakan tempat ideal untuk menyelam ataupun memancing. Beberapa ekspedisi internasional seperti Operation Raleigh dilakukan di kawasan ini. Baik pulau Sawai maupun Pulau Raja merupakan pulau yang dihuni hewan kelelawar. Kedua pulau ini dapat dicapai dengan menyewa perahu motor dari Sawai selama 30 menit.

q PULAU BANDA

Kepulauan Banda terletak di tenggara Pulau Ambon yang terdiri dari 10 pulau kecil yang meliputi luas keseluruhan 55 Km2. Tiga pulau terbesar di kawasan ini adalah Pulau Neira, Pulau Banda Besar dan Pulau Gunung Api. Bandaneira adalah satu-satunya kota di kepuluan ini yang terletak di Pulau Neira di mana terdapat juga pelabuhan udara. Tujuh pulau lainnya merupakan pulau yang lebih kecil yang sulit dicapai transportasi. Kawasan ini telah menjadi salah satu tujuan wisata yang disukai turis manca negara karena keindahan alamnya. Pulau-pulau di kawasan ini umumnya dikelilingi pantai dengan pemandangan alamnya yang indah.

Kawasan perairan di kepulauan ini memiliki kehidupan bawah air yang sangat mengagumkan; surga bagi penyelam bawah air. Wisatawan juga dapat melakukan snorkeling di kawasan terumbu karang yang sangat indah. Jika itu belum cukup tersedia Gunung Api untuk didaki. Bandaneira merupakan titik awal yang bagus bagi wisatawan yang akan melakukan eksplorasi di kepulauan Banda. Pada masa lalu Bandaneira merupakan kota kolonial yang sibuk dan memiliki rumah-rumah besar (mansion) yang dihuni pendatang dari Eropa. Saat ini Bandaneira merupakan tempat yang sepi namun menyenangkan dengan masyarakatnya yang ramah.

Bandaneira memiliki lokasi wisata yang menarik untuk dikunjungi antara lain adalah Rumah Budaya yang berada di Jl Gereja Tua. Bangunan ini dulunya merupakan vila milik petinggi Belanda namun saat ini berfungsi sebagai museum yang memiliki koleksi antara lain meriam, mata uang kuno, peta dan helm kuno. Di museum ini juga terdapat lukisan mengenai peperangan pada masa lalu. Museum ini juga memiliki diorama mengenai sejarah Banda.

Lokasi wisata bernilai sejarah di Bandaneira adalah Benteng Nassau yang merupakan benteng peninggalan Belanda. Benteng Nassau pertama kali dibangun oleh Portugis pada tahun 1529 ketika mereka pertama kali ke Bandaneira dari pangkalan mereka di Ternate. Namun sebelum pembangunan benteng ini selesai Portugis harus angkat kaki ketika Belanda datang dan mengusai Bandaneira. Portugis meninggalkan benteng yang baru tahap pembangunan fondasi. Belanda kemudian melanjutkan pembangunan benteng ini hingga selesai. Saat ini bangunan benteng yang tersisa hanyalah tiga dinding dan sebuah pintu gerbang utama.

Benteng Belgica terletak di sebelah timur tidak jauh dari Benteng Nassau. Benteng Belgica dibangun Belanda pada tahun 1611 dibawah pimpinan Gubernur Jenderal Pieter Both yang ditugaskan untuk membangun monopoli perdagangan oleh Belanda di wilayah ini. Benteng ini menjadi markas militer Belanda hingga tahun 1860. Dari kondisi hampir runtuh, benteng ini mengalami perbaikan besarbesaran beberapa tahun lalu dan saat ini dalam kondisi baik. Panorma di sekitar benteng ini sangat mengesankan dengan latar belakang Gunung Api yang menjulang. Berjalan-jalan di sekitar benteng ini sangat menyenangkan sambil membayangkan suasana masa kolonial tempo doeloe.

Pada tahun 1936 dua tokoh perjuangan kemerdekaan Indonesia Mohammad Hatta dan Sutan Syahrir yang ditahan Belanda di penjara Boven Digul, Papua tengah dipindahkan ke Bandaneira. Kedua tokoh tersebut tinggal di dua rumah berbeda selama pembuangan mereka di Bandaneira. Rumah peninggalan Bung Hatta memiliki beberapa mesin ketik tua, perabotan dan pakaian yang masih tersisa dari masa tokoh itu hidup. Rumah kediaman Syahrir berisi perangkat perabotan tua dan berbagai barang kenang-kenangan dari era menjelang revolusi kemerdekaan. Pemimpin nasionalis lainnya Dr Cipto Mangunkusumo juga pernah dibuang ke Bandaneira antara tahun 1928 hingga 1940. Rumah kediaman dokter pejuang itu juga terdapat di kota ini.

Gereja Protestan Belanda yang memiliki bentuk asritektur unik ini disebut gereja tua karena dibangun kembali pada tahun 1852 setelah bangunan sebelumnya hancur dilanda gempa bumi. Gereja yang berada di Jl Gereja Tua ini telah mengalami perbaikan intensif belum lama ini dan saat ini masih berfungsi sebagai gereja bagi penganut agama Protestan. Tidak jauh dari Gereja Tua ini terdapat gereja lainnya yaitu Gereja Elim Tabernakel di Jl Kujali dengan bentuk bangunan yang tak kalah indahnya.

Istana Mini adalah sebuah bangunan yang menjadi kediaman Gubernur Jenderal Belanda termasuk diantaranya Jan Pieterszoon Coen. Pengunjung dapat berjalan-jalan menyusuri halaman bangunan yang luas ini. Bangunan menarik lainnya di Bandaneira adalah bekas rumah kediaman Kapten Cole, seorang pemimpin angkatan laut Inggris yang berhasil merebut Benteng Belgica pada tahun 1810 Dari Bandaneira wisatawan dapat mengunjungi berbagai lokasi menarik yang terdapat di berbagai pulau yang ada di wilayah ini. Tidak semua pulau dapat dicapai dengan menumpang angkutan kapal reguler dari Bandaneira. Kapal penumpang reguler dari Bandaneira hanya melayani transportasi ke Banda Besar dan Pulai Ai. Wisatawan harus menyewa perahu motor yang tersedia di pelabuhan pasar ikan untuk menuju ke pulau-pulau lainnya.

Pulau Gunung Api memiliki sebuah gunung vulkanis setinggi 666 meter bernama Gunung Api. Gunung ini telah beberapa kali meletus; letusan terakhir terjadi tahun 1988 yang menewaskan tiga orang dan menghancurkan 300 rumah penduduk. Saat ini Gunung Api sudah relatif stabil dan dapat didaki hingga ke puncak selama satu setengah jam.. Untuk mengunjungi Pulau Gunung Api wisatawan dapat menyewa perahu motor dari pasar ikan Bandaneira. Pengemudi perahu akan memberitahu dimana wisatawan harus mendarat untuk memulai pendakian. Pulau Gunung Api memiliki kawasan pantai dengan bentuk batu karang yang indah yang berada di utara pulau. Pulau Banda Besar merupakan pulau terbesar di kawasan kepulauan Banda. Di pulau ini terdapat sisa-sisa Benteng Hollandia yang dibangun pada tahun 1624.

Benteng ini memiliki panorama yang indah ke arah pulau-pulau yang ada di sekitar Banda Besar. Benteng ini dulunya merupakan bangunan yang megah sebelum hancur diguncang gempa bumi tahun 1743. Benteng lainnya di pulau ini adalah Benteng Concordia yang berada di kawasan pantai timur. Pantai Lanutu yang berada di kawasan desa Selamon merupakan pantai yang sangat bagus untuk berenang dan snorkeling. Di pulau ini juga terdapat kawasan perkebunan pala peninggalan era kolonial.

Pulau Syahrir Pulau ini juga dikenal dengan nama Pulau Pisang karena bentuknya yang menyerupai pisang. Pulau Syahrir memiliki kawasan pantai yang indah dihiasi dengan aneka batu karang dan kehidupan bawah air dengan aneka ikan warna-warni. Pulau ini dapat dicapai dengan menumpang perahu motor selama 40 menit dari Bandaneira.

Di Pulau Ai terdapat sisa bangunan benteng Inggris dan juga rumah milik perusahaan perkebunan Belanda, Welvaren. Perusahaan perkebunan Welvaren didirikan pada pertengahan abad ke-18 dan memiliki luas perkebunan yang meliputi sepertiga luas pulau ini. Pulau Ai juga memiliki lokasi perairan yang bagus untuk kegiatan snorkeling. Wisatawan dapat menanyakan kepada tukang perahu motor lokasi snorkeling yang bagus. (Informasi lebih lengkap Pulau banda dapat diakses di http://www.bandaneira.net)

q PULAU SYAHRIR / PULAU PISANG

Pulau Syahrir Pulau ini juga dikenal dengan nama Pulau Pisang karena bentuknya yang menyerupai pisang. Pulau Syahrir memiliki kawasan pantai yang indah dihiasi dengan aneka batu karang dan kehidupan bawah air dengan aneka ikan warna-warni. Pulau ini dapat dicapai dengan menumpang perahu motor selama 40 menit dari Bandaneira

q PULAI AI

Di Pulau Ai terdapat sisa bangunan benteng Inggris dan juga rumah milik perusahaan perkebunan Belanda, Welvaren. Perusahaan perkebunan Welvaren didirikan pada pertengahan abad ke-18 dan memiliki luas perkebunan yang meliputi sepertiga luas pulau ini. Pulau Ai juga memiliki lokasi perairan yang bagus untuk kegiatan snorkeling. Wisatawan dapat menanyakan kepada tukang perahu motor lokasi snorkeling yang bagus.