Selasa, 16 Mei 2006

Tanggal : 16 Mei 2006
Sumber : http://sumbawakab.go.id/lihatBerita.php?idNya=747


Depaetemen Kelautan dan Perikanan (Depkanlut) Republik Indonesia melalui Direktorat pemberdayaan pulau-pulau kecil, pada tahun 2006 memprogramkan kegiatan perberdayaan masyrakat pesisir di pulau-pulau kecil, salahsatunya pulau moyo kab. sumbawa.

Mengingat Pulau Moyo dinilai sebagai daerah pesisir yang sangat potensial, rencananya akan dijadikan tempat pengembangbiakan cumi-cumi dan ikan hias. "Untuk mewujudkan rencana ini, Depkanlut bekerjasama dengaan Dinas Kelautan dan Perikanan Kab.Sumbawa dan Departemen Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan (PSP) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Institut Pertaniian Bogor (IPB)," Ungkap Kasubid Sarana dan Prasarana pulau kecil Dirjen Kelautan Pesisir dan pulau kecil Depkanlut, Ir. Sunarto MM minggu malam (14/5) usai melakukan kunjungan sekaligus aplikasi kepada nelayan tentang pengenalan alat atraktor cumi-cumi dan alat tangkap ramah lingkungan bagi ikan hias di pulau moyo.

Kegiatan pemberdayaan ini kata Sunarto, telah dilaksanakan sejak tahun 2005 lalu yang diawali dari pulau Barrang Lompo Sulsel dan selanjutnya di pulau Moyo Sumbawa-NTB . Hal ini dilakukan dalam rangka mengembangkan potensi pariwisata bahari di pulau pesisir yang memiliki prospek cerah bagi pengembangan perikanan dan kelautan dengan menerapkan sistem pengembangan cumi-cumi dan ikan hias. "Pengembangan potensi ini menggunakan Keramba Jaring Apung (KJA) dan alat tangkap ramah lingkungan dengan menerapkan Teknologi Atraktor cumi-cumi sebagai tempat cumi-cumi melepaskan telurnya hingga menempal pada atrakor dan menetas pada KJA seperti halnya rumpon atau terumbu karang buatan khusus untuk cumi-cumi," ulasnya.

Penerapan Atraktor di sekitar pulau moyo dinilai sangat cocok sebagai daya tarik wisatawan untuk memancing dan menyelam, terlebih lokasinya berdekatan dengan kawasan Hotel International Amanwana Resort.

"Cara ini merupakan solusi terbaik yang saling menguntungkan , sebab disatu sisi kegiatan penangkapan ikan oleh nelayan tetap jalan namun di sisi lain lingkungan tetap lestari dan terjaga dengan baik," papar Sunarto.

Untuk diketahui alat Atraktor ini merupakan hasil study teknologi Jepang yang didesain dan diteliti kembali oleh DR Ir Mulyono S Baskoro MSc dari IPB Bogor dan penggunan teknologi ini baru di lakukan di Makasar dan Pulau Moyo Sumbawa. Sedangkan alat tangkap ramah lingkungan merupakan hasil desain Ir Arsoneti dari Yayasan Telapak Denpasar Bali, Cara pembuatan dan penggunaan kedua alat ini sangat mudah dan telah dipraktekkan langsung kepada masyarakat.

Apalagi bahan dasar alat ini mudah diproleh. ditambah dengan adanya bantuan alat selam dasr (snocle) plus jaringan ikan ramah lingkungan dari pemerintah. "Kami berharap dengan menggunakan teknologi cepat bagi pembudidayaan cumi-cumi, ekonomi masyarakat pesisir mengalami peningkatan," kata Sunarto.

Kamis, 04 Mei 2006

Tata Ruang Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Disosialisasikan

Tanggal : 4 Mei 2006
Sumber : http://www.kutaikartanegara.com/news.php?id=758

KutaiKartanegara.com
04/05/2006 18:35 WITA
Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) memiliki potensi sumber daya perairan umum, laut, pesisir dan pulau-pulau kecil yang cukup besar dan memerlukan pengolahan yang lebih optimal agar bermanfaat bagi masyarakat.

Demikian hal tersebut disampaikan Bupati Kukar Prof Dr H Syaukani HR MM dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Asisten I Pemkab Kukar H Adji Ridwan Syahranie ketika membuka Sosialisasi dan Peningkatan Kemampuan Aparatur dalam Penataan Ruang Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil di Kabupaten Kukar, tadi pagi.

Lebih lanjut dipaparkannya, potensi perairan umum yang cukup besar tersebut diantaranya adalah beberapa danau seperti Semayang, Melintang, Siran, Wis, Murung dan beberapa danau kecil lainnya dengan luas total mencapai 19.217 hektare.

"Selain itu Kukar memiliki sungai-sungai besar dan kecil dengan luas mencapai 22.302,15 ha, rawa 37.661 ha dan waduk 48 ha," ujarnya.

Sedangkan potensi kelautan dengan luas mencapai 4.097 km persegi memiliki pulau-pulau sebanyak 57 buah yang sebagian besar berada di wilayah Kecamatan Anggana dan Muara Jawa. "Sebagian dari pulau-pulau ini belum mempunyai nama," kata Bupati Kukar.

Ditambahkan Bupati Kukar, upaya pemerintah daerah dalam rangka pengolahan sumberdaya perairan umum, laut, pesisir dan pulau-pulau kecil selama ini telah diwujudkan dalam berbagai program.

Program tersebut antara lain seperti penanganan terhadap kerusakan hutan mangroove di wilayah Delta Mahakam, pembinaan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat petani dan nelayan, pendataan pulau-pulau kecil dan lain sebagainya.

Kegiatan yang berlangsung selama sehari di Ruang Rapat Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda) Kukar ini diikuti 50 peserta yang berasal dari instansi terkait baik dari Pemerintah Provinsi Kaltim, Pemkab Kukar maupun kecamatan se-Kukar, unsur perguruan tinggi hingga Lembaga Swadaya Masyarakat.

"Kegiatan ini digelar atas kerjasama Pemkab Kukar dengan Departemen Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia," ujar Kepala Dinas Perikanan Kukar Ir M Syahran selaku Ketua Panitia Pelaksana.

Tampil sebagai pemateri dalam kegiatan ini adalah Kepala Bappeda Kukar Drs Fathan Djoenaidi, Kasubid Tata Ruang Laut dan Pesisir Ir Sigit Purnomo Raharjo MSp, dan Kasi Program Tata Ruang Laut Pesisir Ir Pandu Prahoro. (win)