Jumat, 04 April 2008

Maluku Tengah

Sumber : http://www.pariwisatamaluku.com/en/mod.php?mod=userpage&menu=30200&page_id=61

Potensi Pariwisata Maluku yang sedang dikembangkan di Kabupaten Maluku Tengah adalah sebagai berikut :

q PULAU SAPARUA

Pulau Saparua merupakan bagian dari kepulauan Lease bersama-sama dengan Pulau Haruku dan Pulau Nusa Laut. Pulau yang menjadi tempat lahirnya pahlawan Pattimura ini memiliki pantai yang indah. Di sini juga terdapat Benteng Duurstede yang dibangun Belanda pada tahun 1676 untuk menghadapi serangan Portugis. Di dekat benteng ini terdapat lokasi Pantai Waisisil yang menjadi lokasi pertempuran antara pasukan Pattimura dan Belanda. Di lokasi benteng terdapat museum yang mempertunjukan diorama dari perjalan sejarah masyarakat Maluku termasuk perlawanan Pattimura. Pulau Saparua juga memiliki lokasi pantai dengan perairan yang bagus untuk kegiatan snorkeling yaitu di Kollor; di depan Putih Lessi Indah Cottages. Pada jarak beberapa ratus meter dari pantai terdapat Gua Tujuh Puteri yang memiliki kolam renang.

q PULAU HARUKU

Pulau Haruku pada masa lalu merupakan salah satu basis pertahanan Belanda terkuat di Maluku. Di pulau ini terdapat Benteng New Zeland dan Benteng Neuw Horn yang sudah sangat tua namun masih menarik untuk dikunjungi. Pulau yang memiliki kawasan pantai yang indah namun agak terpencil ini –antara lain seperti Pantai Hulaliu- pernah menjadi lokasi pertempuran sengit antara pasukan Sekutu dan tentara Jepang pada saat Perang Dunia ke II.

q PULAU NUSALAUT

Pulau Nusa Laut memiliki pantai yang masih sangat alami; belum tersentuh oleh perkembangan industri pariwisata. Di sini terdapat sebuah gereja tua peninggalan kolonial dan juga Benteng Beverwyk peninggalan Belanda. Pejuang Maluku yang gigih –bapak pahlawan wanita Martha Christina Tiahahu- ditangkap Belanda di pulau ini pada saat melancarkan perlawanan menentang Belanda. Pulau ini belum memiliki fasilitas akomodasi namun wisatawan dapat menghubungi kepala desa di Ameth yang bersedia menyediakan kamar bagi pengunjung.

q PULAU SERAM

Pulau Seram merupakan pulau terbesar kedua di Propinsi Maluku yang meliputi luas wilayah 171.151 Km2. Sebagian besar daratan Pulau Seram merupakan kawasan pegunungan yang ditutupi hutan yang cukup lebat. Sebagian orang Maluku menyebut Pulau Seram dengan nama Nusa Ina yang berarti Pulau Ibu karena pulau ini dipercaya sebagai tempat asal mula nenek moyang masyarakat Maluku tengah. Wilayah pedalaman Pulau Seram pada umumnya dihuni oleh penduduk asli yang dinamakan orang Alfuro dan orang Nuaula yang merupakan keturunan orang Papua. Wilayah pantai selatan dan barat Pulau Seram umumnya dihuni masyarakat Melayu yang datang ke pulau ini sebagai transmigran asal Jawa dan Sulawesi.

Pulau Seram merupakan wilayah yang dikelilingi terumbu karang dan di kawasan perairan pulau ini menjadi habitat aneka hewan laut antara lain lumba-lumba yang hidup di alam bebas.Tersedia jalur treking yang ditempuh selama tujuh hari yang menghubungkan Wahai yang berada di kawasan pantai utara dan Hatumetan yang berada di selatan. Jalur treking melalui sebagian wilayah Taman Nasional Manusela seluas 189.000 hektar yang menjadi habitat berbagai jenis spesies burung.

Di sekitar Pulau Seram terdapat beberapa pulau kecil yang menarik untuk dikunjungi antara lain Pulau Sawai dan Pulau Raja yang berada di lepas pantai di dekat Sawai; desa yang berada di kawasan pantai utara Pulau Seram. Desa Sawai di pesisir utara Pulau Seram ini merupakan tujuan wisata utama yang potensial di Maluku. Desa ini merupakan desa nelayan yang sebagian besar rumah penduduknya dibangun di atas laut. Sebelah Selatan desa berbatasan dengan kawasan Taman Nasional Manusela yang merupakan kawasan wisata alam dengan keragaman flora dan faunanya.

Beragam jenis burung, kupu-kupu, anggrek hutan dapat dilihat dengan mudah dan di sebelah Timur desa terdapat sebuah sungai dimana sehari-hari masyarakat setempat biasa memproses pembuatan sagu. Buaya, rusa dan babi hutan dapat pula disaksikan di sepanjang sungai Salaway ini. Goa-goa alam tersebar di beberapa tempat di kawasan taman nasional ini. Beberapa pulau kecil di sebelah Utara Sawai merupakan tempat ideal untuk menyelam ataupun memancing. Beberapa ekspedisi internasional seperti Operation Raleigh dilakukan di kawasan ini. Baik pulau Sawai maupun Pulau Raja merupakan pulau yang dihuni hewan kelelawar. Kedua pulau ini dapat dicapai dengan menyewa perahu motor dari Sawai selama 30 menit.

q PULAU BANDA

Kepulauan Banda terletak di tenggara Pulau Ambon yang terdiri dari 10 pulau kecil yang meliputi luas keseluruhan 55 Km2. Tiga pulau terbesar di kawasan ini adalah Pulau Neira, Pulau Banda Besar dan Pulau Gunung Api. Bandaneira adalah satu-satunya kota di kepuluan ini yang terletak di Pulau Neira di mana terdapat juga pelabuhan udara. Tujuh pulau lainnya merupakan pulau yang lebih kecil yang sulit dicapai transportasi. Kawasan ini telah menjadi salah satu tujuan wisata yang disukai turis manca negara karena keindahan alamnya. Pulau-pulau di kawasan ini umumnya dikelilingi pantai dengan pemandangan alamnya yang indah.

Kawasan perairan di kepulauan ini memiliki kehidupan bawah air yang sangat mengagumkan; surga bagi penyelam bawah air. Wisatawan juga dapat melakukan snorkeling di kawasan terumbu karang yang sangat indah. Jika itu belum cukup tersedia Gunung Api untuk didaki. Bandaneira merupakan titik awal yang bagus bagi wisatawan yang akan melakukan eksplorasi di kepulauan Banda. Pada masa lalu Bandaneira merupakan kota kolonial yang sibuk dan memiliki rumah-rumah besar (mansion) yang dihuni pendatang dari Eropa. Saat ini Bandaneira merupakan tempat yang sepi namun menyenangkan dengan masyarakatnya yang ramah.

Bandaneira memiliki lokasi wisata yang menarik untuk dikunjungi antara lain adalah Rumah Budaya yang berada di Jl Gereja Tua. Bangunan ini dulunya merupakan vila milik petinggi Belanda namun saat ini berfungsi sebagai museum yang memiliki koleksi antara lain meriam, mata uang kuno, peta dan helm kuno. Di museum ini juga terdapat lukisan mengenai peperangan pada masa lalu. Museum ini juga memiliki diorama mengenai sejarah Banda.

Lokasi wisata bernilai sejarah di Bandaneira adalah Benteng Nassau yang merupakan benteng peninggalan Belanda. Benteng Nassau pertama kali dibangun oleh Portugis pada tahun 1529 ketika mereka pertama kali ke Bandaneira dari pangkalan mereka di Ternate. Namun sebelum pembangunan benteng ini selesai Portugis harus angkat kaki ketika Belanda datang dan mengusai Bandaneira. Portugis meninggalkan benteng yang baru tahap pembangunan fondasi. Belanda kemudian melanjutkan pembangunan benteng ini hingga selesai. Saat ini bangunan benteng yang tersisa hanyalah tiga dinding dan sebuah pintu gerbang utama.

Benteng Belgica terletak di sebelah timur tidak jauh dari Benteng Nassau. Benteng Belgica dibangun Belanda pada tahun 1611 dibawah pimpinan Gubernur Jenderal Pieter Both yang ditugaskan untuk membangun monopoli perdagangan oleh Belanda di wilayah ini. Benteng ini menjadi markas militer Belanda hingga tahun 1860. Dari kondisi hampir runtuh, benteng ini mengalami perbaikan besarbesaran beberapa tahun lalu dan saat ini dalam kondisi baik. Panorma di sekitar benteng ini sangat mengesankan dengan latar belakang Gunung Api yang menjulang. Berjalan-jalan di sekitar benteng ini sangat menyenangkan sambil membayangkan suasana masa kolonial tempo doeloe.

Pada tahun 1936 dua tokoh perjuangan kemerdekaan Indonesia Mohammad Hatta dan Sutan Syahrir yang ditahan Belanda di penjara Boven Digul, Papua tengah dipindahkan ke Bandaneira. Kedua tokoh tersebut tinggal di dua rumah berbeda selama pembuangan mereka di Bandaneira. Rumah peninggalan Bung Hatta memiliki beberapa mesin ketik tua, perabotan dan pakaian yang masih tersisa dari masa tokoh itu hidup. Rumah kediaman Syahrir berisi perangkat perabotan tua dan berbagai barang kenang-kenangan dari era menjelang revolusi kemerdekaan. Pemimpin nasionalis lainnya Dr Cipto Mangunkusumo juga pernah dibuang ke Bandaneira antara tahun 1928 hingga 1940. Rumah kediaman dokter pejuang itu juga terdapat di kota ini.

Gereja Protestan Belanda yang memiliki bentuk asritektur unik ini disebut gereja tua karena dibangun kembali pada tahun 1852 setelah bangunan sebelumnya hancur dilanda gempa bumi. Gereja yang berada di Jl Gereja Tua ini telah mengalami perbaikan intensif belum lama ini dan saat ini masih berfungsi sebagai gereja bagi penganut agama Protestan. Tidak jauh dari Gereja Tua ini terdapat gereja lainnya yaitu Gereja Elim Tabernakel di Jl Kujali dengan bentuk bangunan yang tak kalah indahnya.

Istana Mini adalah sebuah bangunan yang menjadi kediaman Gubernur Jenderal Belanda termasuk diantaranya Jan Pieterszoon Coen. Pengunjung dapat berjalan-jalan menyusuri halaman bangunan yang luas ini. Bangunan menarik lainnya di Bandaneira adalah bekas rumah kediaman Kapten Cole, seorang pemimpin angkatan laut Inggris yang berhasil merebut Benteng Belgica pada tahun 1810 Dari Bandaneira wisatawan dapat mengunjungi berbagai lokasi menarik yang terdapat di berbagai pulau yang ada di wilayah ini. Tidak semua pulau dapat dicapai dengan menumpang angkutan kapal reguler dari Bandaneira. Kapal penumpang reguler dari Bandaneira hanya melayani transportasi ke Banda Besar dan Pulai Ai. Wisatawan harus menyewa perahu motor yang tersedia di pelabuhan pasar ikan untuk menuju ke pulau-pulau lainnya.

Pulau Gunung Api memiliki sebuah gunung vulkanis setinggi 666 meter bernama Gunung Api. Gunung ini telah beberapa kali meletus; letusan terakhir terjadi tahun 1988 yang menewaskan tiga orang dan menghancurkan 300 rumah penduduk. Saat ini Gunung Api sudah relatif stabil dan dapat didaki hingga ke puncak selama satu setengah jam.. Untuk mengunjungi Pulau Gunung Api wisatawan dapat menyewa perahu motor dari pasar ikan Bandaneira. Pengemudi perahu akan memberitahu dimana wisatawan harus mendarat untuk memulai pendakian. Pulau Gunung Api memiliki kawasan pantai dengan bentuk batu karang yang indah yang berada di utara pulau. Pulau Banda Besar merupakan pulau terbesar di kawasan kepulauan Banda. Di pulau ini terdapat sisa-sisa Benteng Hollandia yang dibangun pada tahun 1624.

Benteng ini memiliki panorama yang indah ke arah pulau-pulau yang ada di sekitar Banda Besar. Benteng ini dulunya merupakan bangunan yang megah sebelum hancur diguncang gempa bumi tahun 1743. Benteng lainnya di pulau ini adalah Benteng Concordia yang berada di kawasan pantai timur. Pantai Lanutu yang berada di kawasan desa Selamon merupakan pantai yang sangat bagus untuk berenang dan snorkeling. Di pulau ini juga terdapat kawasan perkebunan pala peninggalan era kolonial.

Pulau Syahrir Pulau ini juga dikenal dengan nama Pulau Pisang karena bentuknya yang menyerupai pisang. Pulau Syahrir memiliki kawasan pantai yang indah dihiasi dengan aneka batu karang dan kehidupan bawah air dengan aneka ikan warna-warni. Pulau ini dapat dicapai dengan menumpang perahu motor selama 40 menit dari Bandaneira.

Di Pulau Ai terdapat sisa bangunan benteng Inggris dan juga rumah milik perusahaan perkebunan Belanda, Welvaren. Perusahaan perkebunan Welvaren didirikan pada pertengahan abad ke-18 dan memiliki luas perkebunan yang meliputi sepertiga luas pulau ini. Pulau Ai juga memiliki lokasi perairan yang bagus untuk kegiatan snorkeling. Wisatawan dapat menanyakan kepada tukang perahu motor lokasi snorkeling yang bagus. (Informasi lebih lengkap Pulau banda dapat diakses di http://www.bandaneira.net)

q PULAU SYAHRIR / PULAU PISANG

Pulau Syahrir Pulau ini juga dikenal dengan nama Pulau Pisang karena bentuknya yang menyerupai pisang. Pulau Syahrir memiliki kawasan pantai yang indah dihiasi dengan aneka batu karang dan kehidupan bawah air dengan aneka ikan warna-warni. Pulau ini dapat dicapai dengan menumpang perahu motor selama 40 menit dari Bandaneira

q PULAI AI

Di Pulau Ai terdapat sisa bangunan benteng Inggris dan juga rumah milik perusahaan perkebunan Belanda, Welvaren. Perusahaan perkebunan Welvaren didirikan pada pertengahan abad ke-18 dan memiliki luas perkebunan yang meliputi sepertiga luas pulau ini. Pulau Ai juga memiliki lokasi perairan yang bagus untuk kegiatan snorkeling. Wisatawan dapat menanyakan kepada tukang perahu motor lokasi snorkeling yang bagus.

Tidak ada komentar: