Minggu, 01 Juni 2008

Program Agro-marinepolitan Pesisir Pantai dan Pulau Kecil Sumut Cukup Prospektif

Tanggal : 28 Juni 2006
Sumber : http://www.bainfokomsumut.go.id/detail.php?id=994

Medan,
Program Agro-marinepolitan Pesisir Pantai dan Pulau-pulau Kecil Sumut memiliki prospek yang cukup cerah yang muaranya dimaksudkan untuk memacu kemajuan dan kemakmuran secara berkelanjutan dan berkeadilan melalui pendayagunaan potensi sumberdaya pesisir, kelautan dan perikanan.

Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Propinsi Sumut Drs RE Nainggolan MM mengemukakan hal itu kepada wartawan di Kantor Gubsu Medan.

Nainggolan didampingi Kepala Badan Informasi dan Komunikasi (Infokom ) Propinsi Sumut Drs H Eddy Syofian MAP menjelaskan dasar dari program ini yakni Nota Kesepahaman 16 Kabupaten/ Kota se-Sumut dengan Pempropsu tanggal 13 April 2006 yang telah melahirkan kesamaan pandang untuk melaksanakan Program Agro-marinepolitan Pesisir Pantai dan Pulau-pulau Kecil Sumut.

Dikemukakan, salah satu potensi pembangunan yang dapat dijadikan sumber kemakmuran Sumut dan Indonesia pada umumnya adalah sumberdaya kelautan dan perikanan. “Luas laut Sumut sekira 110.000 km persegi (60,5 persen dari total luas Sumut), panjang total garis pantai 1300 km terdiri 545 km pantai timur, 375 km pantai barat dan 380 km pantai Pulau Nias, jumlah pulau 419 dengan pulau terluar di pantai timur yakni Pulau Berhala dan pantai barat Pulau Simuk. Inilah antara lain potensi kelautan dan perikanan pesisir pantai dan pulau-pulau kecil Sumut,” jelasnya.

Selain itu, lanjutnya, Sumut juga memiliki 27.019,57 hektar hutan mangrove atau bakau dalam keadaan baik dan 36.447,83 hektar dalam keadaan rusak yang tersebar di enam kabupaten, sementara potensi di Nias juga cukup besar namun belum didata.

Sedangkan potensi sumberdaya ikan di laut wilayah pantai barat sekitar 1.076.960 ton per tahun, tingkat pemanfaatan tahun 2003 sekitar 94.703 ton atau 8,79 persen dan jenis ikan unggulan yakni tuna, tongkol, kakap, kerapu, kembung, tenggiri, teri, layur, ikan hias dan lain-lain. Potensi di pantai timur sekitar 276.030 ton per tahun, tingkat pemanfaatan tahun 2003 sekitar 250.489 ton (90,75 persen) dan jenis ikan unggulan kakap, kerapu, teri, kembung, tenggiri, tembang, japuh, pari, cakalang dan lain-lain.

Potensi ekonomi perikanan budidaya yakni 71.500 hektar budidaya tambak potensial, 734.000 hektar budidaya laut perairan laut potensial, serta potensi pariwisata bahari dan potensi pertambangan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil antara lain pertambangan minyak di Blok Asahan, bahan galian strategis seperti enerji, panas bumi, timah putih serta bahan galian vital seperti pasir kuarsa, kaolin dan bauksit.

Permasalahan yang ada saat ini antara lain belum ada cetak biru (blueprint) pembangunan perikanan dan kelautan yang disepakati dan diimplementasikan bersama secara produktif dan strategis. Kegiatan usaha perikanan umumnya dikerjakan secara tradisional, belum menggunakan iptek dan manajemen profesional sehingga pendapatan masyarakat pesisir dan nelayan rendah. Kegiatan usaha perikanan tidak dilakukan dengan menerapkan sistem bisnis perikanan terpadu, kurangnya SDM trampil, minimnya prasarana, minimnya dukungan permodalan, teknologi, pasar dan informasi dan lainnya.

Program agro-marinepolitan ini dimaksudkan untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkesinambungan, meningkatkan kesejahteraan seluruh pelaku usaha perikanan khususnya nelayan dan pembudidayaan ikan tradisional, meningkatkan kesehatan dan kecerdasan masyarakat dan lainnya, serta pengembangan industri pengolahan hasil perikanan seperti pembekuan, pengalengan, tepung ikan, added value products serta surimi.

Rencana tindak lanjut program ini yakni membentuk Tim Badan Koordinasi Dewan Pakar, Tim Teknis, kontak bisnis serta staf pelaksana haruan Program Agro-marinepolitan Pesisir Pantai dan Pulau-pulau Kecil Sumatera Utara. Selain itu, juga akan disusun master plan Program Agro-marinepolitan Pesisir Pantai dan Pulau-pulau Kecil Sumatera Utara.

Sementara keadaan tahun 2006, produksi penangkapan ikan 324.289 ton dengan jumlah dana sebesar Rp 1.621.445.000.000 dan budi daya ikan laut serta tambak 19.033 ton dengan jumlah dana sebesar Rp 280.660.000.000. Sedangkan keadaan tahun 2011 diprediksikan, produksi penangkapan ikan mencapai 375.000 ton dengan jumlah dana Rp 2.200.000.000.000 dan budi daya ikan laut serta tambak diprediksikan 30.000 ton dengan jumlah dana Rp 900.000.000.000.

Adapun pendapayan yang diharapkan selama 5 tahun adalah Rp 1,097 triliun dan target pendapatan asli daerah (PAD) tahun 2006 sebesar Rp 1,2 miliar dan diharapkan dapat diperoleh sebesar Rp 5 miliar apabila prasarana dan sarana dapat difungsikan.

Tidak ada komentar: